Friday, January 31, 2014

Menatap Langit

nyet, gue masih cupu banget

Ini udah terlalu telat buat cerita tentang trip observasi gue pas kelas 1 SMA. Pas lagi di jalan ke pondok indah, gue tengah nikmatin langit jakarta yang ketutupan gedung-gedung, tiba-tiba keinget pas gue tiduran di lapangan beralaskan nametag, bareng anak-anak grup gue, galileo. Langit menjelang sore, bersih banget.

Pikiran gue pun melayang.

--

Pulang dari penjelajahan, cewe dan cowo ganti-gantian buat mandi. Cewek-ceweknya sih lebih milih buat mandi sendiri karena sekalian cuci baju, sementara cowoknya, ga usah gue ceritain lah ya. 

Kita dapet kabar kalo nanti sore ada acara lomba-lomba pertandingan bareng warga desa gitu.  Nah, sorenya, gue dan temen-temen langsung siap-siap buat kelapangan. Nyiapin name tag, pita ijo, dan iket kepala buat danru.

Baru mau pergi, suara bu Martha memecahkan keseriusan kita buat siap-siap ke lapangan.
"WEEEYYYY MASAK WEY PADA MAU KEMANA LU SEMUA!?"
Gue langsung liat-liatan sama temen-temen yang lain, abis itu kita langsung kabur tanpa ambil ancang-ancang. Yang berhasil kabur waktu itu, Gue, Bangzet, Grano, Ipeh, Nyoman, Bella, Dwita sama Dian. Kita main-main gitu di lapangan, lari-larian norak, bahagia banget rasanya. Norak itu emang membahagiakan, selama disitu nggak rame sama penduduk.

Terus agak lama kemudian, dateng Fira. Dia bilang, dia ke gap sama bu Martha, terus dia disuruh masak. Kebetulan, di dapur ada celah gitu, dia berhasil kabur dari pintu dapur. Pas dia lari, samar-samar dia denger "INI ANAK DISURUH MASAK MALAH KABUR!!"

Kita akhirnya tiduran di lapangan. Ngadep langit. Langitnya indah banget gitu, bersih, ga ada polusi. Abis itu karena mata kita adalah mata manusia biasa, kita ngeliat glitter, Flagel, dll. Dll. Kita ketawa-ketawa bareng. Lucu aja gitu bisa ngeliat flagel. Gue kira, selama ini gue doang yang perkasa, bisa ngeliat flagel.

Ngga lama kemudian, dateng Pray. Sendirian. Dan ini agak aneh. Karena dia dateng sendirian. Seharusnya dia dateng bareng Mujib. Dari balik bukit gitu, dia nongol sambil bilang "Mujib disuruh beli toge sama bu Martha!!" Sambil ketawa-ketawa dan ikut-ikutan tiduran. Kita juga canda-canda bareng, ketawa, dan bilang kalo kita mau tetep di desa itu, kita ga mau pulang. Akhirnya setelah puas, kita pulang ke rumah, dan mendapatkan Mujib yang terjebak, lagi nyapu lantai.

F.R.I.E.N.D.S

F.R.I.E.N.D.S

I thought it's kinda late for me to watching them on this Year,
I mean, come on. I was late for 20 years?
(yes, the pilot was aired on 1994, the year when I was born!)

I can feel 90's sense when I watch this sitcom :'
Their jokes never gets old, you know?
I mean, how can you still laugh out loud for 20yrs old jokes?

And maybe, yes. It's kinda late for me to watch this!
How can you have a crush for a man, who older than your mother?
They look soooo young on that sitcom, but, hey, they're older now!

Who cares?
Just enjoy the show.

Tuesday, January 28, 2014

Akibat Mimpi

Mimpi gue absurd, padahal gue udah berdoa sebelom tidur (seinget gue). Lo tau gue mimpi apa? Biar keren, gue nulisnya pake bahasa Inggris aja ah

"Monday Market with Cory Monteith"

Keren, emang kok. Tapi ngga usah di translate ya. Thanks.
Gue mimpi ke parkiran mobil bareng doi, naik lift yang katanya bisa nabrak kalo udah mentok rooftop. Pele emang. Tapi pas gue pegangan sama doi, doi kerasa begitu nyata. Sayang gue ngga minta foto bareng.

Pokoknya gara-gara itu, gue besoknya langsung buffer video-video soal dia di youtube. Terus gue download episode yang judulnya "The Quarterback." yang emang tributed to him gitu. Sedih banget, masalahnya orang yang diceritain meninggal disitu tuh bener-bener meninggal. Gue nangis, oke ini lebay. Tapi gimana sih perasaan lo kalo temen lo meninggal? 

Pepatah bener, "Kamu akan menjadi lebih terkenal ketika kamu mati."

Di Kampung Halaman bersama Teman SMA

Bingung mau kasih judul apa.
Jadi kemarin gue dan genk rokum berencana nonton bioskop. Gue kira ngga jadi karena ngga ada kabar, ternyata tau2 udah di samperin depan rumah gue. Jadilah gue langsung sholat dan siap-siap, sementara genk rokum lainnya jemput ke rumah Gerra.

Setelah sekian lama ngga nonton bioskop bareng, akhirnya kita nonton bareng lagi.
Film yang gue pilih adalah Jack Ryan, yang sudah gue setujui bersama Yudha. Tapi Bima malah milih Dark Skies, dan Gerra juga ikut2an milih Dark Skies. Gue meminta pembelaan Yudha tapi dia banting setir milih Dark Skies juga.

Gue udah minta belas kasihan karena gue ga suka nonton Horror di bioskop, ngga bisa memalingkan wajah. Kata Bima "Udeh con, ntar lu diapit kita!" (dan tentu saja itu bohong). Panaw lagi ke kamar mandi, bener-bener ngga ada yang jadi pengacara gue, akhirnya gue dengan pasrah nonton dark skies. Pas nyamperin panaw yang keluar dari kamar mandi, dia juga cuma pasrah, karena tiket udah di beliin.

Pas masuk ke studio juga, apa yang dikatakan Bima tuh udah bisa ditebak, bohong. Gue ditaro di paling pinggir. Akhirnya, gue memaksa Panaw buat tukeran sama gue. Akhirnya, formasi duduk kita jadi Panaw, gue, Yudha, Faris, Bima, Gerra. kita telat nonton sekitar 1-2 menitan, jadi ngga begitu jadi masalah buat kita.

Suasana sepi banget. Gue udah nutupin muka gue pake Jaket. Yudha minta share Jaket. Akhirnya, tiap suasana sepi, kita udah nutupin muka pake jaket. Ini saat yang sakral, suasana sepi dan tiba-tiba udah ada musik horror. Terus sepi lagi. Nyet, gue benci adegan ginian. Tiba-tiba layar gelap. Gue reflek nutupin muka gue pake jaket.

10detik ngga ada yang terjadi. Ternyata Yudha juga udah reflek nutupin muka pake Jaket. Panaw juga udah ngedempet gue. Suara super hening. Tapi 10 detik itu terlalu lama buat ngagetin penonton. Ternyata mati lampu.

Kita disuruh nunggu sama petugasnya, dan orang-orang pada ngedumel sendiri. Karena bosen, anak-anak pada ngajakin gue ngata2in maul.
"Ini pasti kerjaan maul!"
"Iya, gara-gara nggak diajak nonton nih!"
"Ini bisnisnya maul ya!"
"Ayo nulis tai lu ul di conf!"
 Serempak nulis "tai lu ul" di conf. dan akhirnya ngetik "maap ul" berbarengan. Si maul yang ngga ngerti kenapa, ngambek, dan left chat. Akhirnya kita semua chat personal "maapul"

Sepenggal chat semalem

Rencana kita jam 8 cabut, ternyata jam 8 kurang seperempat lampu nyala! Akhirnya kita nonton lagi, kali ini Panaw meminta belas kasihan, minta bagian tangan dari jaket gue. Akhirnya, satu jaket itu kita bagi bertiga. Ini lebih dari unyu bro.

Saturday, January 25, 2014

Lense

Bali, december 2013

Friday, January 24, 2014

Time flies,

bre, ini kece bre

Time flies. Bener-bener flies. Banyak hal yang lo udah ngga sadar, tau-tau udah lewat gitu aja. Gila lo, tau-tau kita bertiga udah ketemuan lagi, pake jas almamater yang beda-beda. Banyak banget kejadian yang rasanya baru kemaren, ternyata udah lama banget terjadi.

Broken Strings



Let me hold you 
For the last time 
It's the last chance to feel again 
But you broke me 
Now I can't feel anything 

When I love you, 
It's so untrue 
I can't even convince myself 
When I'm speaking, 
It's the voice of someone else 

Oh it tears me up 
I try to hold on, but it hurts too much 
I try to forgive, but it's not enough to make it all okay 

You can't play on broken strings 
You can't feel anything that your heart don't want to feel 
I can't tell you something that ain't real 

Oh the truth hurts 
And lies worse 
How can I give anymore 
When I love you a little less than before 

Oh what are we doing 
We are turning into dust 
Playing house in the ruins of us 

Running back through the fire 
When there's nothing left to save 
It's like chasing the very last train when it's too late 

Oh it tears me up 
I try to hold on, but it hurts too much 
I try to forgive, but it's not enough to make it all okay 

You can't play on broken strings 
You can't feel anything that your heart don't want to feel 
I can't tell something that ain't real 

Well the truth hurts, 
And lies worse 
How can I give anymore 
When I love you a little less than before 

But we're running through the fire 
When there's nothing left to save 
It's like chasing the very last train 
When we both know it's too late (too late) 

You can't play on broken strings 
You can't feel anything that your heart don't want to feel 
I cant tell you something that ain't real 

Well truth hurts, 
And lies worse 
How can I give anymore 
When I love you a little less than before 

Let me hold you for the last time 
It's the last chance to feel again


thanks for all those lies, and "beautiful" memories :) I know the truth hurts, but the lies worse.

Friday, January 17, 2014

Satisfied?


Entah kenapa, gue suka banget sama Christoper di foto ini. Babak belur, terus natap orang di sekitarnya dengan tatapan kemenangan gitu. Seakan ngomong "Nih, udah gue tanganin, puas lo?" Ngingetin gue sama tes mandiri PTN tahun lalu, yang berhasil gue hadapin.

Wreck This Journal


I'm gonna make this one, soon

Guilty.

"Lo tuh sebenernya ngga salah. Lo salah apa coba? Kalo berarti sekarang dia nya diemin lo, yaudah, berarti dia penakut. Takut buat deketin lo. Tapi dari cerita lo, lo nya sih terlalu baik, terlalu respon. Sekarang, lo mikir, lo ngerasa bersalah, terus lo mikir lo salah apa. Setelah lo mikir, coba, hasilnya? Lo salah apa? Nggak salah apa-apa kan? Yaudah, ngga usah dipikirin, Lo cuma ngelakuin apa yang seharusnya lo lakuin."

Semenjak itu gue berhenti untuk menyalah-nyalahin diri sendiri.

Monday, January 13, 2014

Mobil di Pertigaan

Sebuah mobil melaju kencang. Awalnya hanya 20km/jam, ia melaju dengan perlahan dan hati-hati, penuh basa-basi. Takut akan menghadapi halang rintang dalam perjalanannya. Ia melaju dengan penuh keragu-raguan, dan takut-takut. Takut kiranya akan menabrak pohon di pinggir jalan, atau bahkan ditabrak mobil lain?

Setiap pagi, ia melewati sebuah pertigaan yang sama. Di pertigaan itu terdapat sebuah lampu lalu lintas, yang dengan kekuasaannya menghentikan kendaraan dengan lampu merah, atau mempersilahkan kendaraan melaju dengan lampu hijaunya.

Si mobil awalnya takut-takut melewati pertigaan ini. Akan tetapi, semua berubah semenjak si mobil melalui pertigaan setiap pagi. Percaya dirinya meningkat, ia mulai melaju dengan kecepatan penuh. Terkadang, terlalu cepat, sehingga terkadang ia menerobos lampu merah. Namun apa daya, lampu lalu lintas hanyalah ratu tanpa kaki, ia berkuasa, tapi tak bisa menyusul si mobil dan menghentikannya.

Hingga suatu hari, lampu lalu lintas memberikan lampu hijau setiap si mobil melaju. Namun ternyata apa yang terjadi? Si mobil hanya terdiam. Tidak berjalan. Padahal jelas sekali, lampu lalu lintas menunjukkan lampu hijau. Mempersilahkan mobil untuk melaju.

Kalo gini, siapa yang bego?

Saturday, January 4, 2014

Bumbu Pertemanan

Gue anak rantau yang tergolong tidak lemah karena gue belom pulang ke kampung halaman sama sekali sejak menginjakkan kaki di ranah rantau. Kebayang temen-temenlo udah hahahihi pelukpelukan sana sini sama temen2nya yang udah lama ga ketemu, sementara gue mengansos di kota rantau dengan kemirisan, nangis sambil liatin foto zaman SMA sambil melongo ke langit2 kamar biar kesannya dramatis dan berasa di shoot2 sama kamera, sambil bergumam

"Aku kangen kamu.." atau "Njir, kangen gua sama lu!"

Alkisah gue baru dapet kabar kalo salah satu temen gue ada yang dari Surabaya. Ya, gue dulunya deket sama dia. Sebut aja dia Plester (nggatau, tiba2 terbesit aja plester)
Nah si Plester ini abis dari Surabaya.

Di Kasir KFC

Diceritaken gw lagi cabut latian show off buat ketemu pujangga kita yang jauh2 dateng dari Jakarta, Anindita Chairina aka bolang. Terus gw yang notabene mau makan waktu itu, jalan ke arah tempat pengambilan saos dan jalan kearah wastafel yang ngelewatin kasir. Disinilah semua bermula.

Gw ngeliat yogi, temen sekampus yang lagi ngantri. Dia tampak polos (ngga juga sih, mukanya emang gitu terus) keberadaan dia disini berarti dia bolos latian show off juga. Gw samperin dia dengan serta merta dengan piring di tangan kiri dan tangan kanan yang nunjuk2 ngecengin "Ihhh nggak ikut latian yaaaaaaa!!!"

Tiba2 ibu2 depannya nengok. Itu mamanya.

Sontak gua salim ke nyokapnya dengan awkward
"Eh tante..."
"Eh iya, sendirian?"
"Nggak kok tante, sama temen SMA"
"Oh.. Ada latian apa mbak?"
"Err.. show off despro tante.."

Samar-samar dibalik punggung mamanya, Yogi cengarcengir sambil nunjuk2 gw.
"Ihhh nggak ikut latian yaaaaaaa!!!"
 

Template by BloggerCandy.com