Thursday, January 12, 2023

Setelah Hampir 6 Bulan Tinggal di Jepang

Pertama kali foto depan landmark glico-man,
Dotonbori, 2022

Halo!

Ngga kerasa, sudah hampir setengah tahun gue tinggal di negeri Doraemon, setelah 27 tahun tinggal di Indonesia. Apalagi, ini juga bepergian gue kembali setelah terakhir ke LN tuh tahun 2011, itupun deket, ke Singapore aja. Dan kali ini, gue berangkat naik pesawat 7 jam bareng toddler usia 2 tahun.

Setelah kurang lebih 6 bulan tinggal di sini, yang dirasakan adalah, masih so far so good. Jujur, tinggal di negara maju tanpa hutang tuh enak. Alhamdulillah, kita sering dapat tunjangan disini, yang paling kerasa menurut gue, adalah tunjangan anak (ini tergantung usia dan daerah masing-masing ya). Tiap bulan, kita dapat tunjangan untuk keperluan anak, dan ditransfer ke rekening masing-masing tiap 3 bulan. Kita juga dapat bantuan tunjangan kenaikan harga gas karena belakangan ini harga kebutuhan rumah tangga naik. Selain itu, kita juga dapat tunjangan kesehatan, untuk anak, berobat di klinik manapun cukup bayar 500 yen saja include penanganan dokter dan obat, hehe, alhamdulillah!

Apakah tinggal di sini lebih enak tinggal di Indonesia?
Plus minus lah saudara-saudara.
Untuk kelebihannya apa aja, udah pasti sering banget kan kalian dengar dari sosial media dan internet?

Kelebihan tinggal di Jepang  menurut gue:
  1. Tertib. Banget.
  2. Bersih. Sampah adalah tanggung jawab masing-masing. Bahkan tempat pembuangan sampah dipasang cctv buat mantau, apakah penghuni buang sampah tepat pada waktunya?
  3. Di tempat gue tinggal, sunyi (kalo kata orang sini, Shizuka desu). Gue udah lama banget ga terlibat dan ga melihat kemacetan, hampir ga ada bunyi klakson, kecuali ada hal darurat (kaya misal ada truck gede mundur, di belakangnya ada mobil)
  4. Tunjangan (yang tadi sudah gue ceritakan)
  5. Aman. So far ya ini, alhamdulillah aman.
  6. No pungli, so far. Karena orang sini tuh terkenal dengan "budaya malu", jadi kalo mereka menerima uang suap ga jelas atau uang ga jelas, mereka malu.
  7. Karena gue tinggal di daerah Osaka, orang-orang terkenal ramah :)
  8. People mind their own business.
Sementara yang bikin gue sometimes mikir "ah.. ini enakan di Indo.."
  1. Ga ada masjid, kalaupun ada, jaraknya jauh, harus naik kereta.
  2. Mahal :( Sayur organik dan fresh mahal, kalo yang frozen mahal tapi gak semahal yang fresh.
  3. Agak tricky untuk cari makanan halal, harus cek logo halal, cek pakai app halal japan, atau baca kandungan satu-satu by google translate.
  4. Harus banget mengedepankan kepentingan bersama. Yes, bukannya niat egois sih, tapi nama juga punya anak toddler yang kadang belum bisa kita atur kaya orang dewasa, jadi kalau di apato tuh suka kita suruh tenang, jangan lari-lari, jangan mukul tembok, dll... ya, larangan buat dia gerak bebas berekspresi lebih ketat (karena kita takut diketuk polisi akibat ganggu kenyamanan tetangga atau kenyamanan orang lain)
  5. Ga semua orang bisa Eigo (Bahasa Inggris), apalagi di tempat gue tinggal. Harus belajar Nihongo (Bahasa Jepang, but not a prob yaa)
  6. Disini karena orang-orangnya mind their own business, mereka tidak terlalu bergaul ke tetangga sana-sini, atau lebih tepatnya, kalo ngga penting-penting amat ga usah lah! 
  7. Semua toko dan resto kebanyakan tutup jam 8, gue kadang jam segitu aja baru laper.
  8. Kaga ada TPQ 😭 yok bisa yok ayah ibu!
  9. Makan di Indonesia tentu lebih lezat dan lebih murce, walaupun ya.. pengolahannya kelihatan lebih sehat disini (tapi kalo ngga halal ya percuma dong, gue ga bisa makan!)
Jadi, lebih enak tinggal di mana?
Tentunya yang pasti adalah di rumah sendiri, hehe.
Selama keluarga menjadi home definition kita, kemanapun mereka pergi ya, disitu tempat kita berpulang pada akhirnya yaa.

(masih nyambung ngga sih?)

0 comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com